Jumat, 26 Juni 2015

Tugas Portofolio 4



NAMA KELOMPOK:
   1.            Amalia Kusuma Wardhani (10512682)
   2.            Sharah Hanifah (16512958)
   3.            Muhamad Burhan Adli (14512701)
   4.            Yanuar Dimas (1C514354)
Kelas   : 1PA18
Tugas Portofolio 4
Pengembangan Kreativitas dan Keberbakatan

Pembelajaran Anak Berbakat

1.            Ciri – ciri anak berbakat
Prof. Utami Munandar dalam bukunya, mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, menuliskan indikator keberbakatan sebagai berikut:

a)      Ciri-ciri Intelektual/Belajar:
Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.

b)     Ciri-ciri Kreativitas:
Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)

c)      Ciri-ciri Motivasi:
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa” (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya).
Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Hal ini menunjuk pada semangat dan motivasi untuk mengerjakan danmenyelesaikan suatu tugas. Suatu pengikatan diri dari dalam diri.Adapun ciri-ciri keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikandengan tiga aspek tersebut (Balitbang Depdikbud, 1986) sebagai berikut:Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pemikirannya),Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan, Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis, Mampu belajar atau bekerja secara mandiri, Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa),  Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya,  Cermat atau teliti dalam mengamati, Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah,  Mempunyai minat yang luas, Mempunyai daya imajinasi yang tinggi,  Belajar dengan mudah dan cepat,  Mapu mengemukakan dan mempertahankan pendapat, Mampu berkonsentrasi,  Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luarBentuk-bentuk penyelenggaraan program percepatan belajar,
Ditinjau dari bentuk penyelenggaraan dapat dibedakan menjadi tiga jenis (Clark, 1983) sebagaiberikut:
·         Sekolah khususYaitu semua siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang memilikipotensi kecerdasan dan bakat istimewa
·         Kelas khususYaitu siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajardalam kelas khusus.
·         Kelas regular yaitu siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa tetapberada bersama-sama dengan siswa lainnya di kelas regular (model inklusi), bentuk penyelenggaraan pada kelas regular dapat dilakukan dengan model sebagai berikutnya. Kelas regular dengan kelompok (cluster).

2.            Implikasi dalam Pembelajaran (Teori Barbe dan Renzuli )
Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.
·         High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
·         Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.
·         Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.
Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing, 1985).
Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.
Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, jika sedang bermain ia terlihat seperti anak seusianya, tetapi jika sedang membaca ia menampilkan sikap seperti anak berusia 10 tahun, jika mengerjakan soal matematika ia seperti anak berusia 12 tahun, dan jika berbicara seperti anak berusia lima tahun.
Perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami kewalahan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
Implikasi bagi guru anak berbakat disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli (1975) sebagai  berikut :
·         guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
·         guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan
·         guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak
·         Guru memberikan tantangan daripada tekanan
·         Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
·         Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
·         Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.

Peran Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak.
Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.
Ada beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya adalah:
  • anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
  • Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya
  • Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.
  • Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.
  • Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.

3.            Kurikulum Berdiferensiasi untuk Anak Berbakat
Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu di usahakan pendidikan yang berdiferensiasi, ya itu yang memberi pengalaman pendidikan yang di sesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual, siswa (Ward, 1980)
 Bagaimana kurikulum dapat dideferensiasi untuk siswa berbakat ?
a.       Materi (konten) yang di percepat atau yang lebih maju
b.      Pemahaman yang lebih majemuk dari generalisasi , asas, teori, dan struktur dari bidang materi
c.       Bekerja dengan konsepdan proses pemikiran yang abstrak
d.      Tingkat dan jenis sumber yang di guakan untuk memperoleh informasi dan keterampilan
e.       Waktu belajar untuk tugas rutin dapat di percepat, dan waktu untuk mendalamisuatu topik atau bidang dapat lebih lama
f.       Mencipta informasi dan/atau produk baru
g.      Memindahkan pembelajaran ke bidang bidang lain yang lebih menantang
h.      Pengembangan diri pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
i.        Kemandirian dalam berfikir dan belajar.


Tiga hal yang membedakan penerapan kurikulum berdiferensiasi dengan kurikulum umum:
  1. Konten. Muatan atau materi yang diberikan kepada anak berbekat berbeda-beda sesuai dengan minat dan kemampuan anak.
  2. Proses. Proses belajar anak berbakat, entah itu waktu maupun caranya, dibedakan dengan anak umumnya sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
  3. Produk. Dalam hal penugasan, anak berbakat diberikan beban produk yang lebuh rumit dan kompleks daripada anak umum. Produk belajar itu sendiri dapat berupa lisan, tulisan, ataupun benda.

Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar