Senin, 06 April 2015

Pengembangan Kreativitas san keberbakatan (Tugas Portofolio 2)



Tugas Portofolio 2

NAMA KELOMPOK : 
- AMALIA KUSUMA WARDHANI    (10512682)
- M. BURHAN A    (14512701)
- SHARAH HANIFAH    (16512958)
- YANUAR DIMAS    (1C514354)

KELAS : 
1PA18

Teori Mengenai Kreatifitas
A. Teori Pribadi Yang Kreatif

Teori Psikoanalisa

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmun Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1) suatu metoda penelitian dari pikiran;
2) suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia;
3) suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.
Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan transferens kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki. Pada umumnya Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif mentransformasi keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:
  • Teori Sigmund Freud
menurut beberapa pakar Psikologi, kemampuan kreatifitas merupakan ciri kepribaidan yang menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan. Sigmund Freud ( 1856-1939) adalah tokoh utama yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktifitas kreatifitas. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.
  • Ernest Kris
Ernest kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
  • Carl Jung
Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

Teori Humanistik
Teori Humanistik melihat kreatifitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Tokoh-tokoh aliran humanistik percaya bahwa kreatifitas dapat berkembang selama hidup.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:
  • Teori Maslow
Menurut Abraham Maslow (1908-1970) pendukung utama darim teori humanistik, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan hierarki seperti kebutuhan primitif muncul pada saat lahir dan kebutuhan tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang tertinggi.
Kebutuhan tersebut adalah:
–          Kebutuhan fisik/biologis
–          Kebutuhan akan rasa aman
–          Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
–          Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
–          Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
–          Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
  • Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
–          Keterbukaan terhadap pengalaman
–          Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
–          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.

B. Teori Pendorong
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)

1. Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)

2. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
1.Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
  • Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
  • Mengusahakan suasana  yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
  • Memberikan pengertian secara empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
2. Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.

C. Teori Proses Kreatif

Teori Wallas
Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
  1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
  1. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
  2. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
  3. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
Teori belahan Otak Kiri dan Otak Kanan
Sejak anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan). Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
Teori ini walaupun didukung data empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Dacey, 1989 : Piirto 1992).
Dikotomi Fungsi Mental 

Belahan Otak Kiri
Belahan Otak Kanan
Intelek
Intuisi
Konvergen
Divergen
Intelektual
Emosional
Rasional
Metaforik, intuitif
Verbal
Non Verbal
Horizontal
Vertikal
Konkret
Abstrak
Realistis
Impulsif
Diarahkan
Bebas
Diferensial
Eksistensial
Sekuensial
Multipel
Historikal
Tanpa Batas Waktu
Analitis
Sintesis, Holitik
Eksplisit
Implisit
Objektif
Subjektif
Suksesif
Simultan


> KEBERBAKATAN DAN KREATIVITAS 

Pengertian kreativitas
Salah satu masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan mengembangkan kreativitas ialah bahwa ada begitu banyak definisi tentang kreativitas, tetapi tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Mengingat kompleksitas dari konsep kreativitas, agaknya hal ini tidak mungkin dan tidak perlu, karena kreativitas dapat ditinjau dari berbagai aspek, yang kendatipun saling berkaitan tetapi penekanannya berbeda – beda. Rodhes (1961, dalam Isaksen, 1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, dan produk.
Pengertian Keberbakatan
Apa yang dimaksud “ keberbakatan” dan “ anak berbakat”? Dalam kepustakaan yang ditemukan berbagai istilah dan definisi mengenai anak berbakat dan keberbakatan. Istilah ini yang menunjukkan suatu perkembangan dari pendekatan “uni-dimensional” ( seperti definisi dari Terman yang menggunakan inteligensi sebagai criteria tunggal untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu IQ 140) ke pendekatan “ multi-dimensional “. Pendekatan ini yang mengakui keragaman konsep dan kriteria keberbakatan, yaitu memerlukan cara – cara dan alat – alat yang berbeda – beda pula untuk mengidentifikasinya.
Kemampuan – kemampuan keberbakatan tersebut, baik secara potensional maupun yang telah nyata, meliputi :
A.    Kemampuan intelektual umum.
B.     Kemampuan akademik khusus.
C.     Kemampuan berpikir kreatif – produktif.
D.    Kemampuan memimpin.
E.     Kemampuan dalam salah satu bidang seni.
F.      Kemampuan psikomotor ( seperti dalam olahraga).


Hubungan Kreativitas dan Keberbakatan dengan permainan Brain & Brawn
Tentunya, bahwa kreativitas dan keberbakatan mencakup keluwesan dalam berfikir dan skelancaran dalam memproduksi ide-ide dan kelancaran dalam memproduksi ide-ide tersebut. Dan kami meyakini bahwa kreativitas dan juga keberbakatan dapat dituangkan kedalam suatu bentuk karya yang unik yang dapat merubah pandangan ataupun persepsi seseorang mengenai suatu keadaan.
Pertama, kami menyatakan bahwa permainan yang kami rancang terinspirasi dan mengadopsi suatu permainan yang pada umumnya masyarakat mengetahuinya sebagai twister, dan tentunya kami juga mengucapkan terima kasih karena dengan adanya twister maka permainan yang kami rancang bisa lebih baik dan imaginatif yaitu dengan menggunakan aspek yang berkaitan dengan psikologi.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah sekaligus pembuat permainan yang kami beri nama brain & brawn the tactical game merancang sedemikian rupa agar masyarakat khususnya kaum muda merasa terhibur serta dapat merubah mood mereka yang sebelumnya merasa sedih, gelisah, ataupun berduka cita, kembali menemukan mood mereka yaitu senang dan melupakan masalah sejenak yang sedang mereka hadapi.
Selain itu, kami menyisipkan aspek yang berkaitan dengan psikologi yang dituangkan dalam permainan brain & brawn yaitu warna dan juga bangun ruang yang masing-masing tentunya berkaitan dengan psikologi kepribadian seseorang.

Dampak psikologis yang ditimbulkan terhadap permainan Brain & Brawn
Sebagaimana diketahui bahwa setiap permainan mempunyai efek positif maupun negatif bagi perkembangan psikologis seseorang yang memainkannya, begitu juga permainan yang bernama brain & brawn the tactical game yang dirancang sesuai dengan karakter individu masing-masing bak menggunakan warna maupun bangun ruang yang masing-masing mempunyai makna.

Berikut adalah efek positif permainan Brain & Brawn the tactical game :
ü  Mampu menghilangkan rasa jenuh dan kepenatan setelah bekerja maupun belajar.
ü  Harga yang ekonomis membuat permainan brain & brawn mudah dibuat ataupun dibeli.
ü  Bisa dimainkan ditempat tertutup maupun tempat terbuka.
ü  Dapat digunakan di ruang yang sempit maupun luas menyesuaikan kondisi tempat.
ü  Dengan penggunaan warna yang cerah dapat merubah mood seseorang ke arah yang lebih baik.
ü  Melatih konsentrasi dan fisik ketika sedang melakukan sesuatu kegiatan.
ü  Dengan penambahan gambar bangun ruang yang tentunya mempunyai makna bagi psikologi seseorang tentunya dapat menambah wawasan bagaimana karakter mengenai diri sendiri dan juga orang lain.
ü  Dan dapat dimainkan oleh seluruh kalangan masyarakat.

Namun dalam permainan brain & brawn terdapat efek negatif yaitu :
o   Jika tidak melakukan pemanasan tubuh terlebih dahulu dikhawatirkan dapat terjadinya cedera baik di persendian maupun di bagian pinggang.
o   Perlunya strategi yang tepat ketika bermain agar posisi tubuh dapat dikendalikan dengan baik.
o   Permainan ini hanya dapat dilakukan beregu yaitu masing-masing dua orang dan tidak dapat dilakukan secara individu atau ke empat orang tersebut saling berlawanan.


DAFTAR PUSTAKA
Mudjiran, Dkk. 2007. Buku Ajar; Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press.
Utami Munandar. 2004. Perkembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
KEPUSTAKAAN Mangunhardjono, AM. 1986. Mengembangkan kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
http://www.maindexchange.com, google, wikipedia, pengembangan kreativitas oleh DRS.A.M.HERU BASUKI Mpsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar