Nama : Amalia Kusuma Wardhani
Npm : 10512682
Kelas : 3PA12
Tugas Portofolio ke-2
Psikologi Manajemen
A. Actuating dalam Manajemen
1.
Definisi Actuating
Pengertian (Pengarahan / Pergerakan)Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
2.
Pentingnya Actuating
Fungsi
actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang
berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya
manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan, dapat mempengaruhi orang-orang agar bersedia
menjadi pengikut, menaklukan daya tolak seseorang dan membuat orang dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik dan mandiri.
3.
Prinsip Actuating
Prinsip-Prinsip
Penggerakan Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam
penggerakan/actuating antara lain:
a.
Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b.
Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c.
Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d.
Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e.
Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f.
Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g.
Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
4.
Pentingya mencapai Actualing managerial
yang efektif
1. Komunikasiorganisasi
Komunikasi
organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan
jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasiantarpribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasan
komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya
organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu
jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan horizontal.
Dalam
teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
Teori
tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan
jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.Teori tradisi hubungan antar
pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi
antar individu.
2. Coordinating
Coordinating
atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain
dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan
penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu
memberi teguran.
3. Motivating
Motivating
atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya
melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan.
Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan
ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat
melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya guna dan berhasil guna.
4. Leading
Istilah
leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A.
Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer
yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam
kegiatan, yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada
saling pegertian antara manajer dan bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi,
dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang
yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
B. Mengendalikan Fungsi Manajemen
1)
Definisi Controling Manajemen
Pengawasan,
Pengendalian atau Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang
sudah digariskan semula.
2)
Langkah-langkah Controling Manajemen
Mochler
dalam Stoner James, A. F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses pengendalian,
yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan standar dan metode yang
digunakan untuk mengukur prestasi.
2. Mengukur prestasi kerja.
3. Menganalisis apakah prestasi kerja
memenuhi syarat.
4. Mengambil tindakan korektif
1.
Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
Standar
yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni
titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur
prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang
perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap
langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2.
Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran
prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga
penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui
lebih dahulu.
3.
Menganalisis Apakah Prestasi Kerja
Sesuai dengan Standar
Yaitu
dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah
ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa
segala sesuatunya beada dalam kendali.
4.
Mengambil Tindakan Korektif
Proses
pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan
penyimpangan yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka
pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah
mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh
individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
3)
Tipe-tipe dalam Manajemen
Manajer
menggunakan konsep manusia dan kemampuan teknis utk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dalam semua organisasi. Namun tak semua pekerjaan manajer sama.
Manajer bertanggung jawab terhadap departemen yg berbeda bekerja pada level
hirarki yg berbeda dan permintaan yg berbeda dalam mencapai kinerja yg tinggi.
Daft (2003:12) mengatakan bahwa perbedaan tipe-tipe manajemen tersebut dapat
dilihat secara vertikal maupun horisontal berikut penjelasannya:
1. Vertical differences. Secara vertikal manajer
terdiri atas:
·
Top manager yaitu seorang manajer yg
berada pada hirarki teratas dalam organisasi dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan organisasi.
·
Middle manager yaitu seorang manajer yg
bekerja pada level menengah organisasi dan bertanggung jawab terhadap departemen-departemen
utama.
·
Front-line manager yaitu seorang manajer
yg berada pada level manajemen pertama atau kedua dan bertanggung jawab
langsung terhadap produksi barang dan jasa.
2. Horizontal differences. Secara horisontal
manajer dibedakan menjadi:
·
Functional manager yaitu seorang manajer
yg bertanggung jawab terhadap sebuah departemen atau melaksanakan sebuah tugas
fungsional tunggal dan memiliki karyawan dgn pendidikan dan keahlian yg sama.
·
General manager yaitu seorang manajer yg
bertanggung jawab terhadap beberapa departemen yg melaksanakan fungsi-fungsi yg
berbeda.
4)
Menjelaskan Proses Kontrol Manajemen
Proses
Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian
informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan
tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
1.
Pemrograman (Programming)
Dalam
tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan
memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang
telah ditentukan.
2.
Penganggaran (Budgeting)
Pada
tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci
dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat
pertanggungjawaban.
3.
Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam
tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang
digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya
tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat
tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk
pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan
pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4.
Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap
ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari
proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban
akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat
berupa:
-
Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
-
Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program
ditahun yang akan datang.
C. Kekuasaan dan Pengaruh
1)
Definisi Kekuasaan
Kekuasaan
didasarkan pada posisi seseorang individu dalam subuah organisasi. Kekuasaan
dapat berasal dari kemampuan untuk memaksaatau memveri imbalan, atau dari
wewenang yang diperoleh.
Menurut
Robbins (2008) Kekuasaan (power) mengacu pada mengacu pada kemampuan yang
dimiliki A untuk mempengaruhi prilaku B sehingga B bertindak sesuai keinginan
A. definisi mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan
agar efektif dan subuah hubungan ketergantungan.
Kekuasaan
adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah
lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu
menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan
itu (Budiardjo,1972).
2) Sumber – sumber kekuasan dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Kekuasaan formal
Kekuasaan
formal didasarkan pada posisi seseorang individu dalam subuah organisasi.
Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksaatau memveri imbalan,
atau dari wewenang formal.
a)
Kekuasaan koersif (coercive power) adalah rasa takut. Seseorang memberikan
reaksinya terhadap kekuasaan ini karena rasa takut terhadap akibat – akibat
negative yang mungkin terjadi jika tidak patuh. Kekuasaan koersif mengandalkan
aplikasi, atau ancaman aplikasi, sanksi fisik yang menimbulkan rasa sakit, menimbulkan
rasa sakit, menimbulkan rasa frustasi melalui pembatasan gerak, atau
pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan.
b)
Kebalikan kekuasaan koersif adalah kekuasaan imbalan (reward power). Orang
memenuhi keinginan atau arahan orang lain karena dengan berbuat demikian ia
akan mendapatkan manfaat positif, karena seseorang yang dapat membagikan
imbalan atau penghargaan yang dapat dipandang orang lain bernilai akan memiliki
kekuasaan atas orang lain itu. Imbalan bersifat finalsial seperti pengendalian
tingkat upah, kenaikan upah, dan bonus atau non finasial termasuk pengakuan,
promosi, penugasaan kerja yang menarik, kolega yang ramah dan wilayah kerja
atau wilayah penjualan yang disukai.
c)
Kekuasaan legitimasi akses yang paling mudah pada satu atau ebih landasan
kekuasaan adalah posisi struktual seseorang. Kekuasaan legitimasi (legimate
power). Kekuasaan yang melambangkan kewenangan formal untuk mengendalikan dan
memanfaatkan sumber – sumber daya organisasi. Secara spesifik, kekuasaan ini
mencakup penerimaaan wewenang suatu jabatan oleh anggota – anggota dalam sebuah
organisasi.
2.
Kekuasaan pribadi
a)
Kekuasaan karena keahlian (expert power) adalah pengaruh yang dipeoleh
keahlian, ketrampilan khusus atau pengetahuan. Keahlian sumber pengaruh yang
palin kuat katena semakin berorientasi pada teknologi. Pekerjaan
terpsesialisasi menjadi semakin bergantung pada para ahli untuk mencapai
tujuan.
b)
Kekuasaan rujukan (referent power) didasarkan identifikasi terhadap seseorang
yang memiliki sumber atau sifat – sifat personal yang menyenangkan.
3)
Definisi Pengaruh
o
Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto
Pengaruh
merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri
lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang
dipengaruhi.
o
Pengertian Pengaruh Menurut Norman Barry
Pengaruh
adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak
dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian,
sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang
mendorongnya.
o
Pengertian Pengaruh Menurut Uwe Becker
Pengaruh
adalah kemampuan yang terus berkembang yang – berbeda dengan kekuasaan tidak
begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
o
Pengertian Pengaruh Menurut Robert Dahl
A
mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu
yang sebenarnya tidak akan B lakukan.
o
Pengertian Pengaruh Menurut Bertram
Johannes Otto Schrieke
Pengaruh
merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.
o
Pengertian Pengaruh Menurut Albert R.
Roberts & Gilbert
Pengaruh
adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan.
4)
Pengaruh taktik dalam organisasi
Taktik-taktik
mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan,
setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka
seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan
yang dimilikinya.
Kipnis
dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa
digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982).
Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah
satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut
Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil
penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa
digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
a) Persuasi
Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain
tertarik.
Daya-tarik
Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
b) Konsultasi (Consultation), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang
dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan
dilaksanakan.
c) Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata
yang membahagiakan.
d) Daya-tarik
Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap
loyal.
e) Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada
orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu
permintaan tertentu.
f) Koalisi
(Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang
lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
g) Tekanan
(Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
h) Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya,
atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan
atau aturan organisasi.
Sumber
:
http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/10/actuating-dalam-manajemen.html