Tugas Portofolio 2
NAMA
KELOMPOK :
- AMALIA KUSUMA
WARDHANI (10512682)
- M. BURHAN A (14512701)
- SHARAH HANIFAH (16512958)
- YANUAR DIMAS (1C514354)
KELAS
:
1PA18
Teori Mengenai Kreatifitas
A. Teori Pribadi Yang
Kreatif
Teori Psikoanalisa
Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmun Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Psikoanalisis
memiliki tiga penerapan:
1)
suatu metoda penelitian dari pikiran;
2)
suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia;
3)
suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam
cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang
mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan
manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis”
berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Sebagai tambahan,
istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan
anak.
Aliran
psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang
dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas,
khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan
konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan
karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk
menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.
Intervensi
khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan
mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui
analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan
yang melibatkan transferens kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan
psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi
musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang
bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan
timbulnya gejala yang tidak dikehendaki. Pada umumnya Psikoanalisa memandang
kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai sejak
di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah
mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi
pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif mentransformasi keadaan psikis
yang tidak sehat menjadi sehat.
Adapun
tokoh-tokohnya adalah:
menurut
beberapa pakar Psikologi, kemampuan kreatifitas merupakan ciri kepribaidan yang
menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan. Sigmund Freud ( 1856-1939)
adalah tokoh utama yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif
dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari
kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat
diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari
dunia, dan karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya
merintangi produktifitas kreatifitas. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan
merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan
menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan
penyebab utama dari kreativitas.
Ernest
kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku
sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil
atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Carl
Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat
penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari
dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan
timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang
menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
Teori Humanistik
Teori
Humanistik melihat kreatifitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat
tinggi. Tokoh-tokoh aliran humanistik percaya bahwa kreatifitas dapat
berkembang selama hidup.
Adapun
tokoh-tokohnya adalah:
Menurut
Abraham Maslow (1908-1970) pendukung utama darim teori humanistik, manusia
mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan
ini harus dipenuhi dalam urutan hierarki seperti kebutuhan primitif muncul pada
saat lahir dan kebutuhan tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu.
Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia,
dari yang terendah hingga yang tertinggi.
Kebutuhan
tersebut adalah:
–
Kebutuhan fisik/biologis
–
Kebutuhan akan rasa aman
–
Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
–
Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
–
Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
–
Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan
“deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau
transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat
kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang
mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak
experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
Carl
Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
–
Keterbukaan terhadap pengalaman
–
Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of
evaluation)
–
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila
seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik.
Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya
kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga
merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.
B. Teori Pendorong
Kreativitas
agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik)
maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
1. Motivasi Intrinsik
dari Kreativitas
Setiap
individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan
dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan
mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan
ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk
hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya
sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
2. Kondisi eksternal yang
mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas
memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit
unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya.
Bagaimana
cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri
anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut
pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi
keamanan dan kebebasan psikologis.
1.Keamanan
psikologis
Ini
dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
- Menerima
individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
- Mengusahakan
suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak
mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang
menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
- Memberikan
pengertian secara empatis
Dapat
menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari
sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
2.
Kebebasan psikologis
Apabila
guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan
secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini
berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam
dirinya.
C. Teori Proses Kreatif
Teori Wallas
Wallas
dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4
tahap :
- Tahap
Persiapan,
memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/
informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada
orang lain.
- Tahap
Inkubasi,
pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri
untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut
secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
- Tahap
Iluminasi,
tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat
timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
- Tahap
Verifikasi,
tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut
terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.
Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses
konvergensi (pemikiran kritis).
Teori belahan Otak Kiri
dan Otak Kanan
Sejak
anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi
pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi
yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi
belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan).
Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan
otak kanan dan belahan otak kiri.
Teori
ini walaupun didukung data empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih
lanjut (Dacey, 1989 : Piirto 1992).
Dikotomi
Fungsi Mental
Belahan
Otak Kiri
|
Belahan
Otak Kanan
|
Intelek
|
Intuisi
|
Konvergen
|
Divergen
|
Intelektual
|
Emosional
|
Rasional
|
Metaforik,
intuitif
|
Verbal
|
Non
Verbal
|
Horizontal
|
Vertikal
|
Konkret
|
Abstrak
|
Realistis
|
Impulsif
|
Diarahkan
|
Bebas
|
Diferensial
|
Eksistensial
|
Sekuensial
|
Multipel
|
Historikal
|
Tanpa
Batas Waktu
|
Analitis
|
Sintesis,
Holitik
|
Eksplisit
|
Implisit
|
Objektif
|
Subjektif
|
Suksesif
|
Simultan
|
> KEBERBAKATAN DAN
KREATIVITAS
Pengertian
kreativitas
Salah satu
masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan mengembangkan
kreativitas ialah bahwa ada begitu banyak definisi tentang kreativitas, tetapi
tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Mengingat
kompleksitas dari konsep kreativitas, agaknya hal ini tidak mungkin dan tidak
perlu, karena kreativitas dapat ditinjau dari berbagai aspek, yang kendatipun
saling berkaitan tetapi penekanannya berbeda – beda. Rodhes (1961, dalam
Isaksen, 1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas,
menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi
(person), proses, dan produk.
Pengertian Keberbakatan
Apa yang dimaksud “ keberbakatan” dan “
anak berbakat”? Dalam kepustakaan yang ditemukan berbagai istilah dan definisi
mengenai anak berbakat dan keberbakatan. Istilah ini yang menunjukkan suatu
perkembangan dari pendekatan “uni-dimensional” ( seperti definisi dari
Terman yang menggunakan inteligensi sebagai criteria tunggal untuk
mengidentifikasi anak berbakat, yaitu IQ 140) ke pendekatan “ multi-dimensional
“. Pendekatan ini yang mengakui keragaman konsep dan kriteria keberbakatan,
yaitu memerlukan cara – cara dan alat – alat yang berbeda – beda pula untuk
mengidentifikasinya.
Kemampuan – kemampuan keberbakatan
tersebut, baik secara potensional maupun yang telah nyata, meliputi :
A. Kemampuan
intelektual umum.
B. Kemampuan
akademik khusus.
C. Kemampuan
berpikir kreatif – produktif.
D. Kemampuan
memimpin.
E. Kemampuan dalam
salah satu bidang seni.
F. Kemampuan
psikomotor ( seperti dalam olahraga).
Hubungan
Kreativitas dan Keberbakatan dengan permainan Brain & Brawn
Tentunya, bahwa kreativitas dan
keberbakatan mencakup keluwesan dalam berfikir dan skelancaran dalam
memproduksi ide-ide dan kelancaran dalam memproduksi ide-ide tersebut. Dan kami
meyakini bahwa kreativitas dan juga keberbakatan dapat dituangkan kedalam suatu
bentuk karya yang unik yang dapat merubah pandangan ataupun persepsi seseorang
mengenai suatu keadaan.
Pertama, kami menyatakan bahwa
permainan yang kami rancang terinspirasi dan mengadopsi suatu permainan yang
pada umumnya masyarakat mengetahuinya sebagai twister, dan tentunya kami juga
mengucapkan terima kasih karena dengan adanya twister maka permainan yang kami
rancang bisa lebih baik dan imaginatif yaitu dengan menggunakan aspek yang
berkaitan dengan psikologi.
Maka dari itu kami sebagai penyusun
makalah sekaligus pembuat permainan yang kami beri nama brain & brawn the
tactical game merancang sedemikian rupa agar masyarakat khususnya kaum muda
merasa terhibur serta dapat merubah mood mereka yang sebelumnya merasa sedih,
gelisah, ataupun berduka cita, kembali menemukan mood mereka yaitu senang dan
melupakan masalah sejenak yang sedang mereka hadapi.
Selain itu, kami menyisipkan aspek yang
berkaitan dengan psikologi yang dituangkan dalam permainan brain & brawn
yaitu warna dan juga bangun ruang yang masing-masing tentunya berkaitan dengan
psikologi kepribadian seseorang.
Dampak psikologis yang ditimbulkan terhadap permainan Brain & Brawn
Sebagaimana diketahui bahwa setiap
permainan mempunyai efek positif maupun negatif bagi perkembangan psikologis
seseorang yang memainkannya, begitu juga permainan yang bernama brain &
brawn the tactical game yang dirancang sesuai dengan karakter individu
masing-masing bak menggunakan warna maupun bangun ruang yang masing-masing
mempunyai makna.
Berikut adalah efek positif permainan Brain & Brawn the tactical game :
ü Mampu menghilangkan rasa jenuh dan kepenatan setelah
bekerja maupun belajar.
ü Harga yang ekonomis membuat permainan brain & brawn
mudah dibuat ataupun dibeli.
ü Bisa dimainkan ditempat tertutup maupun tempat terbuka.
ü Dapat digunakan di ruang yang sempit maupun luas
menyesuaikan kondisi tempat.
ü Dengan penggunaan warna yang cerah dapat merubah mood
seseorang ke arah yang lebih baik.
ü Melatih konsentrasi dan fisik ketika sedang melakukan
sesuatu kegiatan.
ü Dengan penambahan gambar bangun ruang yang tentunya
mempunyai makna bagi psikologi seseorang tentunya dapat menambah wawasan
bagaimana karakter mengenai diri sendiri dan juga orang lain.
ü Dan dapat dimainkan oleh seluruh kalangan masyarakat.
Namun dalam
permainan brain & brawn terdapat efek negatif yaitu :
o Jika tidak
melakukan pemanasan tubuh terlebih dahulu dikhawatirkan dapat terjadinya cedera
baik di persendian maupun di bagian pinggang.
o Perlunya
strategi yang tepat ketika bermain agar posisi tubuh dapat dikendalikan dengan
baik.
o Permainan ini
hanya dapat dilakukan beregu yaitu masing-masing dua orang dan tidak dapat
dilakukan secara individu atau ke empat orang tersebut saling berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiran, Dkk.
2007. Buku Ajar; Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press.
Utami Munandar.
2004. Perkembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
KEPUSTAKAAN
Mangunhardjono, AM. 1986. Mengembangkan kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
http://www.maindexchange.com,
google, wikipedia, pengembangan kreativitas oleh DRS.A.M.HERU BASUKI Mpsi.