Nama : Amalia Kusuma Wardhani
Npm : 10512682
Kelas : 2PA12
Pekerjaan dan Waktu Luang dan Self
Directed Changers
1) Pekerjaan
dan Waktu Luang
A)
Mengubah
Sikap Terhadap Pekerjaan
Sikap
(attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi,
karena sikap sering di gunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku
perorangan; kelompok; bahkan tingkah laku suatu bangsa. Salah satu hal yang
menarik dari perilaku manusia yang membuatnya menjadi kompleks adalah sifat
deferensial. Seseorang dapat berespon tertentu dalam menghadapi stimulus atau
objek pada suatu saat, tetapi dapat pula berespon yang lain pada saat yang
berbeda.
Mendefinisikan
nilai pekerjaan
Pandangan
konservatif menyatakan bahwa kerja jasmaniah itu adalah bentuk hukaman yang di
timpakan pada manusia sebagai akibat dari dosa-dosanya; sehingga orang yang
berakal sehat harus bekerja giat untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri
dan keluarganya. Sehubungan dengan kondisi pekerjaan, di pikirkan untuk
mengadakan perbaikab-perbaikan terhadap kondisi-kondisi kerja yang mendorong
orang untuk menyukai pekerjaan.
Pandangan yang
menyatakan bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, sudah banyak
mengalami modfikasi pada zaman modern sekarang. Di akui bahwa banyak orang,
misalnya buruh profesional, para ahli, seniman-seniman dan juru-juru yang
mempunyai keahlian tinggi – bersungguh-sungguh mencitai pekerjaannya. Sedang
insentif dan satu-satunya motivasi kerjanya mungkin berupa “kesejahteraan umum”
atau rasa puas-bangga, atau aktivitas keja itu sendiri.
Yang
di cari dalam pekerjaan :
• Menafkahi keluarga
• Mencari pengalaman
• Mengasah keahlian dan
ketrampilan
• Mencari status untuk
mengikat seseorang pada individu lain serta masyarakat
• Mencari kesenangan
dan arti tersendiri bagi kehidupan seorang individu
Fungsi
psikologis dari pekerjaan
Kerja mulai dipahami
sebagai tempat sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki
untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan
finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa
dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya
orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat yang
dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga,
secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang
saling mendukung.
Dengan kosep kerja
seperti ini, kita kemudian berpikir tentang dua hal mendasar bagaimana memilih
suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan dipilih berdasarkan minat dan bakat yang
kita miliki. Meskipun terdengar sederhana, namun faktanya menemukan minat dan
bakat adalah suatu proses yang sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian
tentang ketertarikan dan kemampuan bawaan.
B)
Proses
Dalam Memilih Pekerjaan
Seorang
individu membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhanya
sehari-hari. Biasanya mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan
keahlian yang mereka miliki. Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau dan mampu
untuk bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi
kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus
bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya,
dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya. Sebelum di
tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, para calon
tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi yang diadakan oleh
pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenga kerja yang memang
benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari oleh pihak
perusahaan. ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga
kerja, yaitu:
1. Tahap penyerahan
surat lamaran
2. Tahap wawancara awal
3. Tahap ujian psikotes
(wawancara)
4. Tahap penilaian
akhir
5. Tahap pemberitahuan
wawancara akhir.
6. Tahap penerimaan
Fase-fase
identitas pekerjaan:
Fase
remaja sangat penting untuk dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa
depan mereka. Terutama dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri
mereka serta bagaimana mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa
depan. Jika anak-anak gagal menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas
perkembangan mereka di fase usia selanjutnya akan rentan terganggu.
Apalagi
tugas perkembangan yang utama dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari
identitas diri. Identitas diri mencakup bagaimana seorang anak melihat diri
mereka, bagaimana mereka menilai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka
menentukan bayangan sosok ideal yang mereka ingin perankan, serta bagaimana
mereka menentukan bayangan masa depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak
pada usia ini gagal mengetahui siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami
kebingungan yang akan rentan berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka
selanjutnya.
Proses mencari
identitas diri juga bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus
mengeksplorasi diri mereka di dalam lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan,
sementara di waktu yang bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di
aspek fisik, kognitif, dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,”
lanjut Pustika. Proses yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap
terkesan “labil”.
C) Memilih Pekerjaan Yang Cocok
Memilih
pekerjaan yang tepat memang perlu proses, bukan hanya disandarkan akan adanya
peluang tapi juga berdasarkan kemampuan dan bakat yang anda miliki.
Salah satu cara untuk
memilih pekerjaan yang baik yaitu dengan mencocokan antara pekerjaan dan
kepribadian. Berikut beberapa kepribadian yang bisa menjadi dasar untuk memilih
pekerjaan yang cocok untuk anda :
·
Konvensional yaitu memiliki kepribadian
yang menyukai dengan aturan, prosedur tetap, jadwal, instruksi ketimbang harus
berfikir dengan ide kreatif. Pekerjaan yang tepat untuk pribadi konvensional
ini adalah akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan,
dan penulis teknis.
·
Realistik adalah orang yang menyukai
hasil akhir, menyukai persoalan dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka
senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan
perhiasan. Pekerjaan yang baik untuk tipe realistik adalah ahli elektro, ahli
nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.
·
Sosialis yaitu orang yang senang dengan
kegiatan sosial membantu penderitaan orang banyak. Mereka pandai berkomunikasi,
bekerjasama dengan team dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pekerjaan bagus adalah pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa,
guru, relawan dan motivator.
·
Penyelidik merupakan orang yang senang
bekerja sendiri, menyelidiki sesuatu, menggunakan logika, menyelesaikan masalah
dan misteri, menyatukan masalah yang tercerai, presisi, dan ilmu pasti. Profesi
yang tepat yaitu analis sistem komputer, optometris, profesor ilmu alam,
insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.
·
Wirausahawan yaitu orang yang pandai
melihat peluang dan berani mengubahnya untuk suatu keuntungan. Pribadi
wirausaha selalu action apabila melihat peluang dan merekapun memiliki
kemampuan memimpin dan mengorganisir sumberdaya. Pekerjaan yang cocok adalah
agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur
program, sales manager dan pastinya membuat usaha sukses sendiri.
Menjelaskan
Hubungan Antara Karakteristik Pribadi dan Karakteristik Pekerjaan Dalam Memilih
Pekerjaan Yang Cocok
1. Karakteristik pribadi
Sebuah
awal yang bagus adalah memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri
sendiri dan kemampuan. Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,
ketertarikan, keahlian, dan harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui
mengenai diri kalian sendiri maka lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
Penting untuk menyadari bahwa masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak
kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk
terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki otot dan keahlian. Jadi, kebanyakan
pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian spesifik atau karakteristik.
Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan
tertentu yang anda miliki. Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian
akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori
ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis,
tetap stabil dari para remaja (Campbell,1971).
2. Karakteristik
Pekerjaan
Sesekali
anda memulai menjelajahi ketertarikan anda sendiri, kemampuan, dan nilai,
kalian siap untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi
anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih, ini
bukanlah tugas mudah. Seperti yang banyak digunakan Dictionary of Occupational
(DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur
oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah
teratur pada dasar keluarga atau kelompok dari pekerjaan yang terkait.
Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang
terdekat. Contohnya, bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja
kesehatan-dokter, perawat, apoteker, dokter gigi, kebersihan gigi, hanya untuk
beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang
kalian paling tertarik dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada
kelompoknya. Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang
paling cocok adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational
Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan
bahwa manusia di bidang pekerjaan yang sama sering memiliki sifat yang mirip,
ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Holland (1973)
menggambarkan 6 dari jenis kepribadian bersama dengan lingkungan kerja mereka
yang baik. Setelah mencocokan sejumlah kegiatan, ketertarikan dan perkiraan
kemampuan anda sendiri, kalian menjumlahkan item untuk menemukan 3 jenis
kepribadian yang paling menyerupai. Kemudian pada pekerjaan yang terpisah
penemu buklet, kalian mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan
beberapa pekerjaan yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan
Self-Directed search lebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan
ketertarikan jurusan.
D.
Penyesuaian Diri Dalam Pekerjaan
Dawis
dan Lofquist (1984) mendefinisikan penyesuaian bekerja sebagai “proses
berkelanjutan dan dinamis di mana seorang pekerja berusaha untuk mencapai dan
mempertahankan korespondensi dengan lingkungan kerja”. Ada dua komponen utama
untuk memprediksi penyesuaian kerja: kepuasan dan kualitas memberikan kepuasan
yang cukup untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan (satisfactoriness).
Kepuasan mengacu pada sejauh mana kebutuhan individu dan persyaratan
dipenuhinya pekerjaan yang dia lakukan. Satisfactoriness menyangkut penilaian
orang lain, dari sejauh mana individu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya.
Menjelaskan Tentang Kepuasan Kerja
a. Newstrom
: mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness
with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau
tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja
b. Wexley
dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about
his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan
dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan
karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur
organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain
berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
c. Taufik
Noor Hidayat (104263213) : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
d. Angga
Leo : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi
dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai;
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan
imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah
pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua
dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu
anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang
dimiliki oleh pegawai.
Menjelaskan
Tentang Perubahan Dalam Persediaan dan Permintaan, dan Berganti Pekerjaan
1. Keluar (exit) ->
Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk
mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (voice)
-> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif
untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan.
3. Mengabaikan
(Neglect) -> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan
keadaan menjadi lebih buruk. Termasuk misalnya sering absen, upaya berkurang, dan
kesalahan yang dibuat makin banyak.
4. Kesetiaan (loyalty)
-> Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai
kondisinya menjadi lebih baik.
E)
Waktu
Luang
Waktu
Luang memiliki beberapa pengertian, antara lain:
Menurut Rabiltuz waktu
luang adalah waktu yang tersisa dari pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu
belajar atau waktu untuk melaksanakan kewajiban sehari-hari.
Menurut
Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang
oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Sedangkan
menurut negara-negara barat, waktu luang didefinisikan sebagai waktu bebas yang
tersisa dari 24 jam setelah dikurangi untuk kegiatan penting sehari-hari
termasuk tidur. Orang-orang mengisi waktu tersebut dengan kegiatan santai
sesuai keinginannya.
Menjelaskan
Bagaimana Menggunakan Waktu Luang Secara Positif
Memiliki waktu luang sangat
menyenangkan. Akan tetapi, waktu luang yang tak tertata bisa membuat kita
stres. Bermalas-malasan atau membuang waktu luang biasanya tak menciptakan rasa
bahagia. Anda mungkin malah merasa bersalah dan boros. Ini membuat kita semakin
stres. Untuk mengatasi hal itu, kita hanya butuh merencanakan dengn baik apa
yang akan kita lakukan di waktu luang, hendaknya diisi dengan kegiatan-kegiatan
positif.
Pertama-tama kita harus
merencanakan apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita.
Kemudian kita harus memberi makna untuk kegiatan kita, kita harus menentukan
tujuan kegiatan kita, tujuan yang positif akan menumbuhkan kegiatan yang
positif. Ada beberapa kegiatan positif untuk mengisi waktu luang kita. Salah
satunya dengan berolahraga untuk menyehatkan tubuh kita dan beribadah untuk
mendekatkan diri dengan Tuhan.
2) Self
Directed Changers
Konsep Dan Penerapan Self
Directed Changers
Menurut teori kompetensi, langkah
yang merupakan elemen mendasar untuk mengajarkan atau menigkatkan kompetensi
orang dewasa (Competence At Work, 1993). Biasanya disebut dengan istilah “Self
Directed Change Theory”.
Teori ini mengajarkan
tentang bagaimana kita bisa mengubah diri ke arah yang lebih baik dari
kenyataan hidup yang kurang mendukung, katakanlah semacam stres.
Menurut teori ini juga,
orang dewasa akan berubah kalau berada dalam kondisi di bawah ini:
1. merasa tidak puas
dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
2. punya gambaran yang
jelas tentang kondisi ideal yang ingin diraih/dikehendaki (ideal)
3. punya konsep yang
jelas tentang apa yang akan dilakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju
kondisi ideal (action step)
Self directed Change
juga memiliki beberapa tahapan, seperti:
1. meningkatkan kontrol
diri
Hurlock mengatakan
“kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu-individu mengendalikan emosi
serta dorongan-dorongan dalam dirinya” Kontrol sosial itu sendiri adalah
individu sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku
seseorang. Ketika seseorang ingin merubah kebiasaanya terhadap perbedaan yang
sangat besar, seperti orang yang selalu bermalas-malasan saat kuliah,
2. menetapkan tujuan
Dalam hidup kita harus
mencoba hal baru dan mengubah hal yang jelek menjadi lebih baik lagi. Tetapkan
target kalian untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Dengan lebih rajin masuk kelas setiap mata kuliah, dan mendengarkan ajaran
dosen.
3. Pencatatan perilaku
Untuk mengubah suatu
kebiasaan yang jelek, catatlah hal apa saja yang bisa kita ubah dari kebiasaan
tersebut, dari situ kita bisa menilai mana yang akan membantu dan memotivasi
dan mana hal yang akan menggoda kita serta harus dihindari setiap kita berada
dalam kelas.
4. menyaring anteseden
perilaku
Tuliskan kebiasaan yang
ingin kita perbaiki, dari situ kita akan melihat kerugiannya, apakah kesadaran
konsekuensi lebih kuat dari keinginan melakukan kebiasaan tersebut?
5. menyusun konsekuensi
yang efektif
Setelah kita sudah
memulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu perilaku atau kebiasaan kita.
Meningkatkan pengendalian diri, maka terdiri dari mengatur konsekuensi dari
perilaku kita sehingga orang lain menerima perilaku yang diinginkan sebagi
imbalan kita telah menyenangkan hati orang lain termasuk orangtua.
6. menerapkan pencana
intervensi
Hitunglah seberapa
berhasilkah kita mencapai target-target tersebut. Misalnya setiap ujian (UTS, UAS)
kita membandingkan nilainya setiap semester.
7. Evaluasi
Lihat lah seberapa ada
kemajuan nya kita dalam melakukan perubahan tersebut, usahakan setiap target
tercapai, jika tidak alangkah lebih baiknya kita mengulangnya agar target
tujuan kita tercapai.
Sumber
:
http://indahps46.blogspot.com/2013/06/tugas-4-kesehatan-mental.html